Nama : Andi Wahyuni T.A.
Kelas : XII IPA 1
Urut : 14
CAHAYA IMAN, ISTIQAMAH, DAN AKIBATNYA
Kaum
Muslimin dan Muslimat yang Berbahagia
Pertama-tama
dan yang paling utama, tiada kata yang paling indah kita ucapkan selain kata
hamdalah, Alhamdulillah syukur tak terhingga kita panjatkan kehadirat Allah
Swt.
Allah yang maha pengasih dan penyayang, pengasih tak pilih kasih, penyayang tak pandang sayang, Allah tidak akan pernah memilih hambanya yang ingin dikasihi, dan Allah tidak akan pernah memilih hambanya yang ingin dicintai dan disayangi, akan tetapi yang terkasih dan tersayang di sisi Allah ialah hamba atau orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.
Allah yang maha pengasih dan penyayang, pengasih tak pilih kasih, penyayang tak pandang sayang, Allah tidak akan pernah memilih hambanya yang ingin dikasihi, dan Allah tidak akan pernah memilih hambanya yang ingin dicintai dan disayangi, akan tetapi yang terkasih dan tersayang di sisi Allah ialah hamba atau orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.
Shalawat serta
salam kita peruntukkan kepada junjungan kita nabiyullah Muhammad Saw, Nabi yang diutus oleh Allah di muka bumi ini
membawa obor penerang, dari alam kegelapan kea lam yang terang benderang dengan
melalui satu konsep “Agama Islam
disetai dengan iman”.
Untuk
menghargai waktu, perkenankanlah saya untuk mengangkat satu tema dakwah dengan
judul : “Cahaya Iman, Istiqamah, dan Akibatnya”.
Iman adalah
sebesar-besar nikmat yang harganya tidak dapat ditukar dengan dunia beserta
seluruh isinya.Demikian besar nikmat iman itu sehingga untuk memilikinya
memerlukan pengorbanan.Pengorbanan dengan melalui berbagai ujian dan cobaan
hidup. Iman tidak cukup hanya diucapkan saja tanpa adanya ujian dan cobaan yang
berat,untuk mengetahui seberapa besar iman seseorang,benar-benar berimankah ia
atau hanya sebagai pemantas ucapan saja.
Allah
SWT.berfirman:
Artinya
:
Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : Kami Telah Beriman,”sedangkan mereka tidak di uji
lagi ? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka .
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan dusta. (QS.Al-Ankabut
: 2-3).
Meskipun Allah
telah orang mengetahui hati orang-orang yang benar-benar beriman dan mengetahui
pula hati orang-orang yang dusta dan
hanya berpura-pura saja,tetapi Allah tetap juga mengujinya dengan melalui
bermacam-macam cobaan.Untuk mengadakan pemisahan antara yang benar dengan yang
tidak.Semua itu bukanlah karena Allah tidak mengetahuinya tanpa adanya cobaan lebih
dahulu,tetapi semata-mata untuk memberikan pendidikan kepada umat-Nya.
Manusia bekerja dan berusaha sejalan dengan sunnatullah.Iman memang tidak
dapat dilihat sebab ia adalah pekerjaan hati.Ia berada dalam dada manusia
ibarat akar tumbu-tumbuhan, ia tertanam didalam bumi. Kalau akar itu kokoh,kuat
dan bekerja dengan baik,niscaya pohon itu tidak mudah tumbang dan menghasilkan
buah yang baik, serta menumbuhkan daun dan bunga yang segar.Lengkap dengan
cabang-cabang dan rantingnya.
Demikianlah
iman yang subur,yang kuat terhujam dan tertanam didalam dada.Akan menghasilkan
amalan saleh yang akan dihasilkan oleh panca indera kita dan dapat dimanfaatkan
dan dirasakan oleh masyarakat.Oleh karena itu orang yang beriman senantiasa
mempunyai karya-karya yang baik dan bermanfaat. Bermanfaat untuk pelakunya
,bermanfaat untuk keluarganya,bermanfaat untuk masyarakat,bangsa,dan
negara.Tetapi kendatipun demikian ,ia akan tetap mendapatkan ujian dari Allah Swt.Besar
kecilnya percobaan itu tergantung daripada kuat lemahnya iman seseorang,rasa
takut dan duka cita juga merupakan suatu cobaan yang akan menimpa mereka. Memang
kekuatan dan kesedihan adalah hal yang dapat mengendorkan semangat
juang,membuat putus asa didalam menegakkan perjuangan.Tetapi ketakutan dan
kesedihan ini hanya akan beroperasi didalam jiwa mereka yang belum beristiqamah
atau belum teguh pendirian.Mana kala seorang mukmin telah beristiqamah memegang teguh keimanannya,niscaya rasa takut
dan duka cita itu akan menjauh dan hilang darinya.Karena malaikat telah turun
memberikan semangat dan menghilangkan rasa takutnya.
Allah
Swt.berfirman :
Artinya
:
Sesungguhnya
orang – orang yang mengatakan : “Tuhan kami ialah Allah “. Kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka. Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan : “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan
gembirakanlah mereka dengan jawaban yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
(QS.
Fushshilat : 30 )
KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YG
BERBAHAGIA
Iman itu ibarat
ombak yang terkadang mengalami pasang surut. Pagi pasang,sore surut, pagi
surut,sore pasang juga memerlukan latihan-latihan beramal untuk menyuburkan
keimanan itu.Oleh karena itu, kita perlu senantiasa memperbaharui keimanan
kita. Gerak dan langkah kita harus sejalan dengan tuntutan Tuhan. Pola fikir
kita pun harus berorientasi kepada iman.Kalau demikian keadaannya maka orang yang
beriman itu tentu memiliki pandangan yang luas,tidak taasub kepada golongan.Sebab
taasub kepada golongan itu bisa mengotori keimanan,yang tidak layak dimiliki
mereka yang beriman.Taasub golongan itu adalah sikap dari orang-orang yg
menyekutukan Allah.Sebagai mana yang telah Allah SWT firmankan dalam surah
AR-Rum ayat 31-32:
Orang yang beriman itu adalah orang
yang dapat menjaga amanat yang telah dipikulkan kepadanya, sebab tiada iman
bagi orang yang tidak dapat memelihara amanat. Orang yang beriman adalah mereka
yang menjaga hubungan baik dengan tetangga dan saudaranya,yang menghormati
tamunya, mengatakan yang benar, meskipun pahit untuk dirasakan ,dan semua
perkataan-perkataan yang keluar dari mulutnya adalah yang baik-baik saja dan
jauh dari perkataan-perkataan yang tidak mengandung aib dan sia-sia.
KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT
YG BERBAHAGIA
Untuk menebalkan dan menyegarkan
keimanan kita pantaslah kita renung-renungkan wasiat Rasul kepada sahabat Dzar
Al-Ghifary. Pada suatu ketika Abu Dzar meminta nasehat kepada Rasul dengan
katanya:”Ya Rasulullah,berilah saya wasiat. “Saya wasiatkan
kepadamu,bertaqwalah kamu kepada Allah,karena taqwa itu adalah pokok dari segala
perkara”. “Ya Rasulullah,tambahilah”,Bacalah
AL-qur’an.Sesungguhnya Al-qur’an itu menjadi cahaya bagimu selama hidup didunia
dan menjadi cahaya bagimu selama hidup didunia dan menjadi sebutan bagimu kelak
diakhirat”. “Ya Rasulullah ,tambahilah”.
“Janganlah engkau bicara kecuali yang baik.dengan diam tak banyak bicara
itu menjauhkan syetan dari padamu dan banyak menolong dirimu dalam beragama.”Ya
Rasulullah tambahilah,”Cintailah mereka yang miskin dan duduklah beramah tamah
denagn dia”.
Lihatlah orang
yang dibawahmu dan jangan engkau melihat orang yang ada diatasmu,yang demikian
itu lebih baik untukmu agar engkau tidak kehilangan rasa nikmat yang ada
padamu.”Ya Rasulullah,tambahilah”.sambunglah sanak saudaramu,meskipun mereka
memutuskannya.Katakanlah yang benar walaupun pahit untuk dirasakan”.Berkata Abu
Dzar:”Kemudian rasul dengan tangannya
menepuk dadaku sambil berkata:”Hai Abu Dzar,tak ada akal yang lebih baik
daripada orang yang suka memikirkan”.Tak ada keperwiraan daripada orang yang
menjauhkan diri dan meminta-minta dan tak ada derajat yang dapat dinilai
daripada luhurnya budi pekerti.Peninggalan-peninggalan sejarah Abu Dzar
tersebut perlu kita jadikan kaca pembanding untuk menilai sampai dimana tebal
dan kuat keimanan kita masing-masing.Didalam kesempatan yang baik,dikala kepada
telah diletakkan diatas bantal,pantaslah kita membuat pertanyaan yang kemudian
hati kecil kita membuat jawaban-jawaban.
Sudah
seringkah Alqur’an kita baca? Sudahkah perkataan yang keluar dari mulut kita
selalu yang baik-baik saja? Sudahkah kita mempererat persahabatan?
Ataukah kita
tidak saling tegur-menegur,sering tidak mengunjungi lantaran paham yang
berbeda? Sudah berapa kalikah kita beramah-tamah dengan fakir-miskin? Sudahkah
kita mengukur keduniaan kita dengan mereka yang lebih rendah daripada kita yang
kita kemudian bersyukur kepada Allah?Jawaban dari hati kecil itu,biasanya adalah
jawaban yang jujur.kita harus sadari kekurangan kita,kalau menginginkan tetap
tegaknya keimanan dalam hati kita.Iman kita akan padam,manakala tidak dibarengi
dengan amalan-amalan saleh dan suatu tanda bahwa iman kita sudah baik manakala
telah membuahkan amala-amalan saleh yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan
itulah golongan manusia yg tidak hancur.
Dengan iman yang benar,kita sampai
kepada apa yang telah dijanjikan oleh Allah.Sebagaimana firmannya:
Artinya
:
Dan
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang sholeh, maka dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman. Mereka tetap menyembah-Ku
dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun demgan-Ku. Dan barangsiapayang
tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
(QS.
An-Nur : 55)
Sebagai kesimpulan marilah kita senantiasa
meningkatkan iman dan keistiqamaan kita kepada Allah Swt. agar kita selamat
dunia dan akhirat demi mencapai kebahagian yang hakiki. Demikianlah dakwah
islamiyah yang sempat saya bawakan,semoga
ada manfaatnya. Sayur asem pakai terasi, cukup sekian dan terima kasih.
AMIN YAA RABBAL’ ALAMIN
0 comments:
Post a Comment