Sunday, October 21, 2012

TUGAS AGAMA (CERAMAH)


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
   Nama        : Andi Wahyuni T.A.
   Kelas        : XII IPA 1
   Urut         : 14

CAHAYA IMAN, ISTIQAMAH, DAN AKIBATNYA

Kaum Muslimin dan Muslimat yang Berbahagia


Pertama-tama dan yang paling utama, tiada kata yang paling indah kita ucapkan selain kata hamdalah, Alhamdulillah syukur tak terhingga kita panjatkan kehadirat Allah Swt.
Allah yang maha pengasih dan penyayang, pengasih tak pilih kasih, penyayang tak pandang sayang, Allah tidak akan pernah memilih hambanya yang ingin dikasihi, dan Allah tidak akan pernah memilih hambanya yang ingin dicintai dan disayangi, akan tetapi yang terkasih dan tersayang di sisi Allah ialah hamba atau orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.
Shalawat serta salam kita peruntukkan kepada junjungan kita nabiyullah Muhammad Saw,  Nabi yang diutus oleh Allah di muka bumi ini membawa obor penerang, dari alam kegelapan kea lam yang terang benderang dengan melalui satu konsep                                                “Agama Islam disetai dengan iman”.        
Untuk menghargai waktu, perkenankanlah saya untuk mengangkat satu tema dakwah dengan judul : “Cahaya Iman, Istiqamah, dan Akibatnya”.
Iman adalah sebesar-besar nikmat yang harganya tidak dapat ditukar dengan dunia beserta seluruh isinya.Demikian besar nikmat iman itu sehingga untuk memilikinya memerlukan pengorbanan.Pengorbanan dengan melalui berbagai ujian dan cobaan hidup. Iman tidak cukup hanya diucapkan saja tanpa adanya ujian dan cobaan yang berat,untuk mengetahui seberapa besar iman seseorang,benar-benar berimankah ia atau hanya sebagai pemantas ucapan saja.
Allah SWT.berfirman:






Artinya :
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : Kami  Telah Beriman,”sedangkan mereka tidak di uji lagi ? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka . Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan dusta. (QS.Al-Ankabut : 2-3).
Meskipun Allah telah orang mengetahui hati orang-orang yang benar-benar beriman dan mengetahui pula hati orang-orang yang  dusta dan hanya berpura-pura saja,tetapi Allah tetap juga mengujinya dengan melalui bermacam-macam cobaan.Untuk mengadakan pemisahan antara yang benar dengan yang tidak.Semua itu bukanlah karena Allah tidak mengetahuinya tanpa adanya cobaan lebih dahulu,tetapi semata-mata untuk memberikan pendidikan kepada umat-Nya.
Manusia  bekerja dan berusaha  sejalan dengan sunnatullah.Iman memang tidak dapat dilihat sebab ia adalah pekerjaan hati.Ia berada dalam dada manusia ibarat akar tumbu-tumbuhan, ia tertanam didalam bumi. Kalau akar itu kokoh,kuat dan bekerja dengan baik,niscaya pohon itu tidak mudah tumbang dan menghasilkan buah yang baik, serta menumbuhkan daun dan bunga yang segar.Lengkap dengan cabang-cabang dan rantingnya.
Demikianlah iman yang subur,yang kuat terhujam dan tertanam didalam dada.Akan menghasilkan amalan saleh yang akan dihasilkan oleh panca indera kita dan dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh masyarakat.Oleh karena itu orang yang beriman senantiasa mempunyai karya-karya yang baik dan bermanfaat. Bermanfaat untuk pelakunya ,bermanfaat untuk keluarganya,bermanfaat untuk masyarakat,bangsa,dan negara.Tetapi kendatipun demikian ,ia akan tetap mendapatkan ujian dari Allah Swt.Besar kecilnya percobaan itu tergantung daripada kuat lemahnya iman seseorang,rasa takut dan duka cita juga merupakan suatu cobaan yang akan menimpa mereka. Memang kekuatan dan kesedihan adalah hal yang dapat mengendorkan semangat juang,membuat putus asa didalam menegakkan perjuangan.Tetapi ketakutan dan kesedihan ini hanya akan beroperasi didalam jiwa mereka yang belum beristiqamah atau belum teguh pendirian.Mana kala seorang mukmin telah beristiqamah  memegang teguh keimanannya,niscaya rasa takut dan duka cita itu akan menjauh dan hilang darinya.Karena malaikat telah turun memberikan semangat dan menghilangkan rasa takutnya.
Allah Swt.berfirman :







Artinya :
Sesungguhnya orang – orang yang mengatakan : “Tuhan kami ialah Allah “. Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka. Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan : “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan jawaban yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
(QS. Fushshilat : 30 )
             KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YG BERBAHAGIA
Iman itu ibarat ombak yang terkadang mengalami pasang surut. Pagi pasang,sore surut, pagi surut,sore pasang juga memerlukan latihan-latihan beramal untuk menyuburkan keimanan itu.Oleh karena itu, kita perlu senantiasa memperbaharui keimanan kita. Gerak dan langkah kita harus sejalan dengan tuntutan Tuhan. Pola fikir kita pun harus berorientasi kepada iman.Kalau demikian keadaannya maka orang yang beriman itu tentu memiliki pandangan yang luas,tidak taasub kepada golongan.Sebab taasub kepada golongan itu bisa mengotori keimanan,yang tidak layak dimiliki mereka yang beriman.Taasub golongan itu adalah sikap dari orang-orang yg menyekutukan Allah.Sebagai mana yang telah Allah SWT firmankan dalam surah AR-Rum ayat 31-32:








            Orang yang beriman itu adalah orang yang dapat menjaga amanat yang telah dipikulkan kepadanya, sebab tiada iman bagi orang yang tidak dapat memelihara amanat. Orang yang beriman adalah mereka yang menjaga hubungan baik dengan tetangga dan saudaranya,yang menghormati tamunya, mengatakan yang benar, meskipun pahit untuk dirasakan ,dan semua perkataan-perkataan yang keluar dari mulutnya adalah yang baik-baik saja dan jauh dari perkataan-perkataan yang tidak mengandung aib dan sia-sia.
                     KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YG BERBAHAGIA
            Untuk menebalkan dan menyegarkan keimanan kita pantaslah kita renung-renungkan wasiat Rasul kepada sahabat Dzar Al-Ghifary. Pada suatu ketika Abu Dzar meminta nasehat kepada Rasul dengan katanya:”Ya Rasulullah,berilah saya wasiat. “Saya wasiatkan kepadamu,bertaqwalah kamu kepada Allah,karena taqwa itu adalah pokok dari segala perkara”.  “Ya Rasulullah,tambahilah”,Bacalah AL-qur’an.Sesungguhnya Al-qur’an itu menjadi cahaya bagimu selama hidup didunia dan menjadi cahaya bagimu selama hidup didunia dan menjadi sebutan bagimu kelak diakhirat”. “Ya Rasulullah ,tambahilah”.  “Janganlah engkau bicara kecuali yang baik.dengan diam tak banyak bicara itu menjauhkan syetan dari padamu dan banyak menolong dirimu dalam beragama.”Ya Rasulullah tambahilah,”Cintailah mereka yang miskin dan duduklah beramah tamah denagn dia”.
Lihatlah orang yang dibawahmu dan jangan engkau melihat orang yang ada diatasmu,yang demikian itu lebih baik untukmu agar engkau tidak kehilangan rasa nikmat yang ada padamu.”Ya Rasulullah,tambahilah”.sambunglah sanak saudaramu,meskipun mereka memutuskannya.Katakanlah yang benar walaupun pahit untuk dirasakan”.Berkata Abu Dzar:”Kemudian rasul  dengan tangannya menepuk dadaku sambil berkata:”Hai Abu Dzar,tak ada akal yang lebih baik daripada orang yang suka memikirkan”.Tak ada keperwiraan daripada orang yang menjauhkan diri dan meminta-minta dan tak ada derajat yang dapat dinilai daripada luhurnya budi pekerti.Peninggalan-peninggalan sejarah Abu Dzar tersebut perlu kita jadikan kaca pembanding untuk menilai sampai dimana tebal dan kuat keimanan kita masing-masing.Didalam kesempatan yang baik,dikala kepada telah diletakkan diatas bantal,pantaslah kita membuat pertanyaan yang kemudian hati kecil kita membuat jawaban-jawaban.
Sudah seringkah Alqur’an kita baca? Sudahkah perkataan yang keluar dari mulut kita selalu yang baik-baik saja? Sudahkah kita mempererat persahabatan?
Ataukah kita tidak saling tegur-menegur,sering tidak mengunjungi lantaran paham yang berbeda? Sudah berapa kalikah kita beramah-tamah dengan fakir-miskin? Sudahkah kita mengukur keduniaan kita dengan mereka yang lebih rendah daripada kita yang kita kemudian bersyukur kepada Allah?Jawaban dari hati kecil itu,biasanya adalah jawaban yang jujur.kita harus sadari kekurangan kita,kalau menginginkan tetap tegaknya keimanan dalam hati kita.Iman kita akan padam,manakala tidak dibarengi dengan amalan-amalan saleh dan suatu tanda bahwa iman kita sudah baik manakala telah membuahkan amala-amalan saleh yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan itulah golongan manusia yg tidak hancur.










           Dengan iman yang benar,kita sampai kepada apa yang telah dijanjikan oleh Allah.Sebagaimana firmannya:







Artinya :
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang sholeh, maka dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun demgan-Ku. Dan barangsiapayang tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
(QS. An-Nur : 55)
     Sebagai kesimpulan marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan keistiqamaan kita kepada Allah Swt. agar kita selamat dunia dan akhirat demi mencapai kebahagian yang hakiki. Demikianlah dakwah islamiyah  yang sempat saya bawakan,semoga ada manfaatnya. Sayur asem pakai terasi, cukup sekian dan terima kasih.
     AMIN YAA RABBAL’  ALAMIN      

0 comments:

Post a Comment